Berbisnis memang tak bisa lepas sepenuhnya dari sebuah masalah. Satu aspek yang acap kali sering jadi objek utama sebuah perkara ialah soal plagiat merek. Tak hanya menimpa brand-brand berkembang, namun beberapa contoh kasus plagiat merek ini juga pernah menimpa jenama-jenama atau jenama bisnis besar di sekitar kita.
Contoh kasus plagiat merek gak cuma secara nasional saja. Gugatan plagiat merek sebagai objek utama perkara juga ternyata sering terjadi di mancanegara. Beberapa brand atau jenama seperti Apple atau Starbucks pernah jadi pihak yang berperkara dalam kasus ini.
Seperti apa contoh kasus plagiat merek yang pernah menyandung beberapa jenama besar ini?
Mari kupas beberapa contoh kasus merek beserta penjelasannya tersebut dalam ulasan artikel berikut ini!
Merek Terdaftar = Bisnis Lebih Aman!
Tahukah kamu bahwa tanpa pendaftaran, merek kamu bisa digunakan orang lain? Dengan layanan Jasa Pendaftaran Merek, brand kamu terlindungi secara hukum dan bisa berkembang tanpa ancaman!Pelajari Manfaatnya Sekarang!
Siapa sangka, brand atau jenama besar yang mungkin sering kamu temui di luar sana ternyata ada beberapa yang pernah terlibat perkara hukum. Salah satu perkara yang pernah menerima jenama-jenama besar ini adalah soal plagiat merek.
Apa sebenarnya maksud dari plagiat merek itu sendiri?
Apabila kita bedah dari asal kata “plagiat merek” tersebut, kata “plagiat” juga bisa berarti jiplakan jika merujuk pada KBBI. Maka, dari hal tersebut bisa kita ambil konklusi bahwa contoh kasus plagiat merek berarti sebuah contoh perkara yang melibatkan sebuah merek “jiplakan” sebagai objek utama perkara tersebut.
Ini artinya, dalam sebuah contoh kasus plagiat merek, bakal ada dua pihak yang berseteru. Pihak-pihak tersebut yakni pihak pemilik merek asli dan pihak pemilik merek yang dituntut karena telah menjiplak merek asli tersebut.
Beberapa contoh kasus plagiat merek yang pernah terjadi dan menimpa jenama-jenama besar antara lain bisa kamu cek dalam beberapa poin berikut:
Pada sekitar akhir tahun 2000-an, salah satu brand kafe yang namanya telah mendunia yakni Starbucks ternyata pernah terlibat perkara soal merek. Pada perkara ini, Starbucks menggugat sebuah kedai kopi di Oregon, yakni Sambucks karena kesamaan namanya yang disebut bisa melemahkan merek Starbucks itu sendiri.
Hakim akhirnya memutus mengabulkan gugatan Starbucks dan memerintahkan Sambucks mengubah mereknya.
Analisa: Contoh kasus plagiat merek ini jadi bukti bahwa jenama besar sekalipun tak akan ragu menuntut jenama kecil sekalipun jika hal tersebut menyangkut kredibilitas merek mereka. Karenanya, jadi penting untuk selalu memastikan kalau merek bisnismu tidak menyerupai jenama lain — terlebih menyerupai merek terkenal sekalipun.
Jenama teknologi besar seperti Apple Inc. juga pernah terlibat dalam sebuah sengketa soal plagiat merek.
Apple Corps. adalah sebuah perusahaan milik band The Beatles yang menggugat Apple Inc. atas dugaan pelanggaran merek dagang pemakaian nama dan logo “Apple”. Pada 2007, perkara ini akhirnya berakhir dengan Apple Inc. yang kemudian mendapatkan kendali atas merek dagang “Apple” tersebut.
Tak berhendi di situ, Apple Inc. kemudian juga melisensikan lagi merek tersebut kepada Apple Corps. untuk digunakan pada bisnis musik.
Analisa: Dua jenama yang tampaknya tidak saling terkait nyatanya juga bisa terlibat sengketa merek. Hal ini jadi penanda bahwa sangat penting untuk melakukan riset merek terlebih dulu agar tak terjadi masalah legal yang tak kamu inginkan.
Contoh kasus plagiat merek satu ini mungkin jadi salah satu dari beberapa kasus plagiasi merek yang terselesaikan di luar pengadilan.
Merek biskuit Monde pernah mengajukan somasi untuk “MAK ENAK” sebab telah memproduksi biskuit dengan nama Kue Monde Susu Mak Enak.
Merek “MAK ENAK” akhirnya harus mengganti seluruh mereknya supaya tak mengandung nama merek yang sama.
Analisa: Perkara ini jadi sebuah pelajaran penting bagi tiap pebisnis untuk tidak asal menamai produk atau mereknya. Penting untuk melakukan cek merek terlebih dulu agar merekmu tak menyerupai merek tercatat lain di luar sana.
Nyatanya, sebuah tokoh karakter komik tak terhindarkan pula keterlibatannya dalam sebuah perkara plagiat merek.
Dalam gugatan ini, adalah tokoh “Superman” besutan DC Comics yang jadi objek sengketanya. DC Comics selaku yang mempunyai hak merek “Superman” menggugat merek wafer dari Indonesia karena mereknya sama dengan tokoh komik DC Comics, yakni “Superman”.
Merek wafer “Superman” harus berakhir terbatalkan sebab terindikasi ada tendensi tak baik dalam memakai nama merek “Superman”.
Analisa: Jadi penting bagi seorang pebisnis untuk selalu mendasari penamaan merek mereka dengan dasar itikad baik. Ini untuk mendasari bahwa tiap pendaftaran merek bukan untuk mendompleng kesuksesan merek tertentu.
Salah satu restoran ayam goreng dari Korea Selatan yang bermerek “Louis Vuitton Dak” pernah menerima gugatan dari salah satu merek mode mewah Perancis yakni Louis Vuitton. Dasarnya, adalah karena merek resto tersebut mirip dan banyak kesamaan dengan merek Louis Vuitton.
Pengadilan akhirnya berpihak pada Louis Vuitton asli dan menyatakan merek Louis Vuitton Dak sudah melanggar hak merek Louis Vuitton karena kemiripannya.
Analisa: Penting bagi tiap pebisnis untuk memperhatikan penamaan merek agar tak menjiplak merek yang sudah terdaftar — apalagi jika meniru merek terkenal.
Perkara merek berikut melibatkan media sosial ternama yakni TikTok. Pada perkara ini, TikTok mengirimkan gugatan pada sebuah merek pakaian asal Bandung yang menamai mereknya “Tik Tok”.
TikTok menggugat Tik Tok punya Fenfiana Saputra karena mereka ingin merek TikTok hanya bisa untuk berbagai jenis produk mereka. Selain itu, TikTok juga beranggapan bahwa merek “Tik Tok” sudah tak tergunakan selama 5 tahun secara terus menerus.
Kendati demikian, gugatan TikTok harus kalah karena hakim menganggap gugatan TikTok tak punya pondasi hukum kuat.
Analisa: Gugatan merek ini jadi sebuah pelajaran penting untuk selalu memiliki dasar yang kuat jika ingin menggugat sebuah merek atas dasar kemiripan dan atas merek yang sudah tak terpakai. Harus lampirkan pula bukti-bukti hukum yang menyatakan bahwa merek benar mirip dan sudah tak terpakai.
Bagi sebuah bisnis, merek memang jadi harta yang sangat berharga dan tak tergantikan. Karena itulah tak heran jika banyak jenama yang akhirnya menempuh jalur hukum semata-mata untuk mempertahankan hak mereknya yang sudah terdaftar tersebut.
Jika kamu adalah salah satu pebisnis tersebut, maka penting untuk kamu mendaftarkan merekmu terlebih dahulu agar kamu punya hak yang sah sebagai dasar untuk mempertahankan merek bisnismu.
Jasa paten merek dari Jasa Merek adalah pilihan yang paling tepat untuk membantumu mendapatkan perlindungan merek impianmu selama ini. Jasa Merek juga siap membantu melakukan perpanjangan merek untuk mengekstensi durasi perlindungan merekmu agar bisa kamu pakai lebih lama lagi.
Merekmu Belum Terdaftar? Hati-Hati, Bisa Direbut!
Tanpa pendaftaran resmi, kamu tidak punya hak hukum atas merek yang kamu bangun. Pelajari bagaimana Jasa Pendaftaran Merek dapat melindungi bisnis dan identitas merekmu!Pelajari Sekarang!
Kasus plagiat merek berarti sebuah perkara yang menjadikan merek “jiplakan” sebagai objek utama perkara tersebut.
Gugatan tersebut bisa terjadi sebab sebuah merek yang mirip dengan merek aslinya dan berpotensi bisa menurunkan kredibilitas merek asli tersebut.
Tidak, plagiat merek juga bisa terjadi dalam ruang lingkup nasional.
Ya, sejumlah jenama terkenal seperti Apple Inc. atau Starbucks pernah terlibat dalam perkara ini.
Sejumlah tuntutan utama dalam kasus ini biasanya untuk mengganti merek agar tak mirip atau membatalkan status terdaftar merek tersebut.