5 Kasus Sengketa Merek Internasional yang Pernah Populer!

Kasus Sengketa Merek Internasional

Semua kehidupan berbisnis pasti akan melalui lika-liku dalam perjalanannya. Sengketa, jadi salah satu batu terjal yang biasa harus para pebisnis hadapi. Sengketa memang banyak jenis dan cakupannya dan kasus sengketa merek Internasional jadi salah satu yang sering — atau bahkan banyak terjadi di luar sana.

Di dalam sebuah kasus sengketa merek internasional, pihak-pihak yang bersengketa tak jarang berasal dari dua negara yang berbeda. Namun walaupun begitu, sengketa tetap terjadi karena adanya benturan kepentingan dari kedua pihak tersebut yang mana harus diselesaikan lewat putusan pengadilan.

Kira-kira apa sajakah kasus sengketa merek internasional yang pernah populer di jagat maya?

Mari kupas selengkapnya soal contoh-contoh kasus sengketa merek internasional tersebut pada ulasan artikel berikut ini!

Eksistensi Sengketa Merek Dagang Internasional

Dalam kehidupan berbisnis, tak semuanya bakal berjalan mulus-mulus saja. Tak ada bisnis yang mau merugi dan tak ada bisnis yang tak mau untung. Namun dalam praktiknya, sering kali dua hal tersebut saling bertabrakan satu sama lain dengan kepentingan bisnis-bisnis lainnya. 

Benturan kepentingan inilah yang bisa menimbulkan lahirnya sengketa dalam bisnis. Pada praktiknya, sengketa pada bisnis ini juga bisa timbul akibat berbagai macam faktor seperti perbedaan kepentingan, perbedaan pendapat, hingga adanya indikasi pelanggaran hak yang salah satu pihak lakukan terhadap pihak yang lainnya.

Kasus-kasus sengketa yang melibatkan merek pun tak pernah jauh dari hal tersebut. Baik kasus sengketa merek nasional maupun kasus sengketa merek internasional, semuanya rata-rata berawal dari adanya salah satu pihak yang merasa rugi akibat adanya merek lain yang dianggap melanggar hak merek mereka.

Baik merek nasional atau multinasional, jika ada pihak yang menganggap bahwa merek tersebut mengganggu hak atau kepentingannya, maka di situlah akan ada potensi terjadinya kasus sengketa merek internasional.

Seperti namanya, kasus sengketa merek internasional merupakan kasus-kasus sengketa yang tak hanya melibatkan pihak dari satu negara saja, melainkan juga melibatkan pihak dari negara lain. 

Hal inilah yang kerap kali banyak menarik perhatian masyarakat karena tak jarang kasus sengketa merek internasional yang terjadi juga melibatkan brand-brand yang notabene merupakan brand besar dan terkenal.

Contoh Sengketa Merek Internasional

Hingga saat ini, telah banyak kasus sengketa merek internasional yang pernah terjadi — baik yang ada di Indonesia atau yang terjadi di luar negeri sana. Namun walaupun begitu, kasus-kasus tersebut masih punya satu kemiripan yang sama, yakni: melibatkan pihak dari dua negara — dan bisa lebih — yang berbeda.

Beberapa contoh sengketa perkara merek internasional yang pernah populer antara lain:

1. Louis Vuitton vs Louis Vuitton Dak

Merek Louis Vuitton akrab di telinga orang-orang sebagai merek rumah mode terkenal asal Prancis. Namun siapa sangka bahwa merek satu ini pernah menggugat salah satu restoran ayam goreng asal Korea Selatan yang namanya adalah Louis Vuitton Dak.

Louis Vuitton menggugat Louis Vuitton Dak ini karena adanya kesamaan nama, logo, dan kemasan yang restoran tersebut pakai dalam produknya.

Alhasil, hakim akhirnya memenangkan gugatan Louis Vuitton karena hakim merasa merek Louis Vuitton Dak terlalu mirip dengan merek Louis Vuitton. Walaupun begitu, restoran tersebut sempat mengganti mereknya jadi LOUISVUI TONDAK namun terkena denda tambahan karena tidak mengindahkan putusan pengadilan.

2. Nestle vs Cadbury

Dua merek makanan ringan, Nestle dan Cadbury, ternyata pernah beradu di pengadilan lantaran masalah merek. 

Adalah pihak Cadbury yang pertama kali mengawali duduk perkara kasus merek ini. Hal ini bermula dari upaya Cadbury yang ingin meregistrasikan warna ungu tertentu (Pantone 2685C) sebagai bagian dari merek dagang mereka karena telah mereka pakai selama beberapa dekade untuk kemasan cokelat dairy milk dan telah jadi identitas brand mereka.

Sontak saja hal ini langsung ditentang oleh pihak Nestle karena menurut Nestle, memberikan perlindungan hukum terhadap warna tertentu bisa menghambat persaingan usaha yang tak sehat. Kantor Kekayaan Intelektual Inggris awalnya mengabulkan permohonan ini, namun Nestle mengajukan pula gugatan terhadap putusan tersebut.

Barulah pada tahun 2013, Pengadilan Banding Inggris kemudian memutuskan Nestle sebagai pemenang dari gugatan tersebut. Alasannya adalah karena pengadilan beranggapan permohonan Cadbury tersebut tidak spesifik menjelaskan penggunaan warna sebagai merek dagang.

Tentu saja hal tersebut membuat permohonan Cadbury jadi tidak memenuhi standar hukum yang Cadbury perlukan untuk melindungi merek dagang mereka.

3. Ferrari vs Philipp Plein

Sengketa berikutnya datang dari brand mobil sport terkenal asal Italia yakni Ferrari yang menggugat desainer asal Swiss yakni Philipp Plein.

Pada kasus ini, Ferrari menuduh Plein telah melakukan pelanggaran merek karena menggunakan gambar serta video yang mengandung mobil Ferrari. Hal ini Ferrari anggap seolah Plein telah mengindikasikan dukungan atau kolaborasi resmi dengan Ferrari. Foto-foto dan video tersebut Plein unggap lewat media sosialnya secara mencolok.

Pengadilan kemudian memenangkan gugatan Ferrari dan memberi perintah kepada Plein untuk menghapus segala unggahan-unggahannya yang melanggar di media sosialnya. Selain hukuman tersebut, Plein juga harus membayar biaya hukum serta ganti rugi tambahan.

4. TikTok vs Tik Tok

Berikutnya datang dari merek media sosial yang belakangan ini sempat ramai karena terlibat dalam sengketa merek dengan salah satu pebisnis asal Bandung.

Kasus ini bermula ketika TikTok yang mau ekspansi bisnis ke berbagai industri seperti pakaian, terhambat karena ada merek “Tik Tok” milik Fenfiana Saputra yang telah terdaftar lebih dulu. TikTok akhirnya mengajukan gugatan penghapusan untuk merek milik Fenfiana Saputra tersebut dengan alasan merek tersebut sudah tak terpakai lima tahun berturut-turut.

Namun pada akhirnya, sengketa berakhir dengan kekalahan TikTok karena menurut hakim alasan gugatan TikTok tersebut tidak berdasar dan tak beralasan hukum.

5. Chanel vs Huawei

Sengketa antara Chanel dan Huawei ini bermula ketika pada tahun 2017 silam, Huawei hendak mengajukan permohonan registrasi merek ke Kantor Kekayaan Intelektual Uni Eropa untuk produk perangkat keras mereka.

Chanel yang mengetahui hal ini, segera bertindak karena menurut mereka, logo dari produk Huawei tersebut mirip dengan logo merek dagang Chanel. Pengadilan kemudian menolak klaim dari Chanel tersebut karena menurut hakim, logo Huawei tersebut tak ada kemiripan dengan logo milik Chanel.

Chanel kemudian mengajukan banding atas putusan tersebut, namun tetap berakhir dengan penolakan dan dengan begitu memenangkan Huawei atas penggunaan logo tersebut.

Mengabaikan Merek Hanya Akan Menjerumuskanmu!

Dari kasus-kasus di atas, kita bisa belajar bahwa mendaftar merek merupakan solusi terbaik untuk melindungi bisnis yang kamu miliki. Mengabaikan proteksi atau perlindungan merekmu berarti sama juga dengan mengabaikan keamanan masa depan merek bisnismu di masa mendatang.

Karenanya, mari lahirkan proteksi merek bisnismu sejak dari sekarang!

Bersama dengan Jasa Merek, kamu akan bisa dapatkan layanan jasa daftar paten merek terbaik untuk perlindungan merek bisnismu. Kamu juga bisa sekaligus dapatkan layanan jasa perpanjangan merek untuk merekmu yang akan mau habis masa waktu proteksinya!

FAQ

Apa biasanya yang melatarbelakangi sengketa?

Sebuah sengketa biasanya disebabkan karena beragam hal seperti perbedaan kepentingan, pendapat atau adanya pelanggaran hak yang terjadi antara para pihak.

Siapa saja biasanya pihak yang terlibat di sengketa merek internasional?

Dalam sengketa merek internasional, biasanya melibatkan para pihak dari dua negara yang berbeda sebagai pihak penggugat atau tergugatnya.

Apa saja alasan di balik sengketa merek internasional yang pernah terjadi?

Biasanya, sebuah sengketa merek internasional terjadi karena adanya pelanggaran hak merek salah satu pihak.

Apa saja yang biasa masuk dalam pelanggaran sebuah merek?

Pelanggan merek ada banyak bentuknya seperti pemalsuan atau peniruan terhadap merek yang sudah terdaftar.

Hukuman apa saja yang biasa ada di sengketa merek internasional?

Hukuman yang biasa hakim jatuhkan terhadap sebuah sengketa merek internasional antara lain seperti penghapusan merek, denda, atau ganti rugi.

Artikel Terkait
Inilah 4 Cara Menghindari Sengketa Merek Untuk Pebisnis!

Inilah 4 Cara Menghindari Sengketa Merek Untuk Pebisnis!

5 Ragam Gugatan Merek yang Pernah Terjadi di Indonesia!

5 Ragam Gugatan Merek yang Pernah Terjadi di Indonesia!

Sengketa Merek: Ulasan, Penyelesaian, hingga Contohnya

Sengketa Merek: Ulasan, Penyelesaian, hingga Contohnya

7+ Contoh Pelanggaran Hak Merek yang Pernah Terjadi

7+ Contoh Pelanggaran Hak Merek yang Pernah Terjadi

5 Putusan Merek dari Perkara yang Pernah Ramai di Indonesia

5 Putusan Merek dari Perkara yang Pernah Ramai di Indonesia

Pencegahan Pelanggaran Merek: Penjelasan dan Tipsnya

Pencegahan Pelanggaran Merek: Penjelasan dan Tipsnya