
Saat membahas mengenai pengamanan atas karya, langkah pengalihan hak cipta seringkali diambil oleh pencipta maupun pemegang hak. Ya, proses ini terjadi saat hak atas sebuah karya berpindah tangan dari pencipta atau pemegang awal kepada pihak lain.
Dalam praktiknya, proses ini sering terjadi di dunia kreatif dan bisnis, misalnya saat musisi menyerahkan hak lagunya kepada label rekaman. Sayangnya, banyak orang terjun ke dunia ini tanpa memahami dengan benar mekanisme pengalihan tersebut.
Padahal, memahami pengalihan ini bukan hanya soal dokumen, tetapi juga menyangkut nilai ekonomis dan moral dari suatu karya. Oleh karena itu, mari kita bahas lebih dalam terkait pengalihan hak cipta, dari mulai cara mengalihkan, jenisnya, hingga contoh kasus.
Pendaftaran Hak Cipta Gagal? Bisa Jadi Salah Pilih Jasa!
Banyak layanan yang menjanjikan kemudahan, tapi tidak semua memberikan perlindungan maksimal. Ketahui cara memilih jasa pendaftaran hak cipta yang benar agar tidak salah langkah!Lihat Panduannya di Sini!!
Terdapat beberapa bentuk pengalihan hak cipta yang sah secara hukum. Berikut tiga jenis yang paling umum:
Bentuk ini merupakan pengalihan yang dilakukan paling akhir. Ketika seseorang memutuskan melakukan pengalihan penuh, ia secara sah akan menyerahkan seluruh hak ekonominya atas sebuah karya kepada pihak lain.
Setelah kesepakatan ini terjadi, pencipta tidak lagi punya hak untuk memperbanyak, menjual, atau menggunakan kembali karyanya dalam konteks komersial. Misal, seorang penulis menjual naskah buku ke penerbit dan melepaskan hak penerbitan sepenuhnya, tanpa batas waktu.
Jenis pengalihan hak cipta ini tidak memindahkan kepemilikan, tapi memberi hak tunggal kepada pihak tertentu untuk menggunakan karya dalam ruang lingkup tertentu. Selama masa lisensi berlangsung, hanya satu pihak yang boleh menggunakan karya tersebut.
Contoh, seorang fotografer memberikan lisensi eksklusif kepada satu brand untuk memakai fotonya di seluruh iklan digital mereka selama dua tahun. Di luar itu, si fotografer tidak boleh memakai atau menjualnya ke pihak lain sampai masa lisensi berakhir.
Jika lisensi eksklusif hanya untuk satu pihak, maka lisensi non eksklusif bisa diberikan ke banyak orang sekaligus. Pencipta tetap memegang hak cipta penuh, dan bisa menjual atau memberikan izin penggunaan kepada siapapun tanpa batasan jumlah pihak.
Contoh pengalihan hak cipta jenis ini, misalnya desainer grafis menjual template yang sama ke puluhan pengguna di platform marketplace. Jadi, semuanya sah selama aturan penggunaan disepakati sejak awal.
Tidak semua pengalihan harus dipindahkan secara habis-habisan. Dalam pengalihan parsial, pencipta hanya dapat menyerahkan sebagian dari hak ekonominya, sementara bagian lainnya tetap dimiliki sendiri.
Misalnya, seorang penulis mengalihkan hak terbit buku cetak ke penerbit, tapi mempertahankan hak atas versi digital dan hak adaptasi film. Ini cocok bagi kreator yang ingin mengelola sebagian potensi komersial karyanya tanpa ingin kehilangan kendali sepenuhnya.
Dalam hubungan kerja profesional, terkadang karya yang dihasilkan otomatis menjadi milik perusahaan, bukan karyawan. Misalnya, seorang animator membuat video saat jam kerja di tempatnya bekerja, maka hak cipta atas video itu biasanya langsung dimiliki oleh perusahaan.
Hal ini harus ditegaskan lewat perjanjian kerja, agar tidak terjadi tumpang tindih kepemilikan di kemudian hari. Jika tidak diatur secara jelas, konflik bisa muncul antara pembuat karya dan pemilik tempat ia bekerja.
Pengalihan tanpa dokumen resmi bisa menimbulkan masalah hukum. Surat pengalihan hak cipta merupakan dokumen tertulis yang menjelaskan jenis karya, pihak yang mengalihkan, serta hak dan kewajiban masing-masing.
Beberapa hal penting yang wajib ada dalam surat tersebut:
Surat ini bisa dibuat di atas materai atau diformalkan lewat notaris untuk kekuatan hukum lebih tinggi. Bila perlu, daftarkan pengalihan tersebut ke DJKI agar tercatat secara resmi.
Mengalihkan hak cipta tidak semudah menyerahkan dokumen dan selesai begitu saja. Ada banyak hal yang perlu diperhatikan agar nantinya tidak terjebak dalam perjanjian yang justru merugikan diri sendiri.
Beberapa tips berikut dapat kamu jadikan pegangan saat akan melakukan pengalihan hak cipta:
Kesalahan paling umum dan fatal ialah menandatangani dokumen tanpa membacanya sampai tuntas. Banyak pencipta atau pemilik hak yang tergoda dengan tawaran cepat atau nilai kontrak yang menggiurkan. Dari sini, mereka melewati bagian paling penting, yakni isi pasalnya.
Padahal, dalam perjanjian itu bisa saja terselip klausul yang mematikan hak secara permanen. Misalnya, hak cipta dialihkan selamanya tanpa royalti, atau ada larangan menggunakan kembali karya dalam bentuk lain.
Jadi, luangkan waktu untuk membaca baris demi baris. Jikalau ada istilah hukum yang membingungkan atau mengganjal, jangan ragu bertanya.
Kamu mungkin jago saat menciptakan sebuah karya yang luar biasa, namun belum tentu ahli dalam membaca struktur kontrak hukum. Ya, disinilah peran konsultan kekayaan intelektual, notaris, atau pengacara sangat penting.
Mereka akan sepenuhnya membantumu memeriksa keabsahan isi kontrak dan juga turut menegosiasikan poin-poin yang terlalu berat sebelah.
Sekalipun kamu setuju melakukan pengalihan hak cipta, ini tidak berarti kamu harus menyerahkan semuanya tanpa perlindungan. Dalam kontrak, mintalah agar dimasukkan beberapa klausul yang menjaga posisimu agar tetap aman, kendati bukan lagi pemegang hak utama.
Contohnya, pengakuan nama pencipta tetap dicantumkan, batas waktu pengalihan, batas modifikasi, hingga persentase royalti atas karya. Jadi meskipun hak ekonomi berpindah, nilai orisinal dan integritas karya akan tetap utuh.
Kesepakatan lisan seringkali menjadi bumerang saat terjadi perselisihan. Jadi, jangan pernah mengandalkan perjanjian lewat kata-kata manis maupun via telepon saja. Segala bentuk komunikasi penting, baik itu melalui email, surat fisik dan sejenisnya sebaiknya disimpan dengan rapi.
Kalau bisa, backup pula dalam bentuk digital di cloud atau perangkat lain yang aman. Siapapun tak akan pernah tahu kapan bukti-bukti itu akan diperlukan. Ingat pepatah mengatakan, Lebih baik repot menyimpan daripada ribet membuktikan.
Setiap karya yang kamu ciptakan merupakan aset yang punya nilai hukum dan ekonomi. Tapi tanpa perlindungan yang sah, hak atas karya itu bisa berpindah ke tangan yang salah. Pengalihan hak cipta itu sah-sah saja, asal kamu tahu cara bijaksana dalam mengurusnya.
Kalau asal serah tanpa dasar hukum, bisa-bisa karyamu berubah jadi milik orang lain selamanya. Untuk perlindungan penuh, segera daftarkan hak cipta sejak awal melalui platform Jasa Merek, agar karyamu punya tameng hukum yang jelas.
Jasa Merek menjamin pendampingan proses simpel, cepat, dan semua ditangani oleh tim ahli yang tahu betul seluk-beluk perlindungan kekayaan intelektual. Jadi, kalau suatu hari ada yang mencoba ambil alih atau memanfaatkan tanpa izin, kamu sudah punya bukti kuat untuk bertindak.
Ya, ada biaya administrasi yang ditetapkan oleh DJKI atau jasa profesional yang mengurusnya.
Tidak ada sertifikat baru, tetapi perubahan pemilik dicatat dalam sistem DJKI.
Pembagian royalti diatur dalam perjanjian tertulis antara pencipta dan penerima hak.
Biasanya diurus oleh pemegang hak cipta atau melalui Lembaga Manajemen Kolektif (LMK).
Pengalihan dapat dilakukan oleh ahli waris resmi sesuai ketentuan hukum dan wasiat yang berlaku.