Frasa “merek” mungkin sudah sangat akrab di telinga kamu sebagai seorang pebisnis. Namun bagaimana dengan “lisensi merek”?
Banyak di antara kita yang mungkin sudah sering mendengarnya — atau mungkin juga masih awam. Di dalam sebuah proses bisnis, eksistensi lisensi merek kerap kali banyak identik dengan sebuah proses ekspansi bisnis yang masif.
Pasalnya, lewat cara lisensi ini, pebisnis jadi bisa memperluas sumber income dan jangkauan merek bisnis mereka.
Lebih jauh lagi, lisensi merek juga memberikan kemungkinan bagi kamu untuk menetapkan syarat-syarat terkait penggunaan merek dagang terhadap pihak penerima lisensi dari merek dagang tersebut.
Namun bagaimanakah sebenarnya implementasi dari lisensi merek itu sendiri?
Mari kenali seluk beluk karakteristik otorisasi lisensi untuk merek dagang mulai dari artian hingga cara pembuatannya di dalam artikel ini. Yuk simak lengkap jabarannya di bawah ini!
Jadi, berdasarkan penjabaran yang telah kita singgung sebelumnya pada bagian pembuka artikel ini, sudahkah kamu memiliki gambaran soal apa itu lisensi merek dan pengertiannya?
Secara general, interpretasi lisensi merek adalah sebuah cara yang banyak orang lakukan guna mengalihkan utilisasi merek — baik merek dagang atau merek layanan jasa — dari si empunya merek sebagai penyandang asli merek tersebut kepada entitas lain sebagai si penerima lisensi.
Eksistensi lisensi banyak terwujudkan dengan adanya perjanjian di dalamnya sebagai jaminan hak para pihaknya. Maka dari itu, di dalam lisensi sendiri bakal punya interval waktu tertentu sebagai masa berlakunya.
Di dalam perjanjian inilah nantinya bakal tercantum seluk beluk detail soal apa saja hak dan kewajiban dari penerima lisensi dan pemberi lisensi dari merek yang akan dilisensikan tersebut. Sehingga di sini perjanjian lisensi untuk merek ini bakal memberikan eksklusifitas hak di mana hanya penerima lisensi yang bisa menggunakan merek tersebut.
Ruang lingkup dari penggunaan merek yang masuk ke dalam objek perjanjian lisensi punya cakupan yang luas, mulai dari penggunaan untuk wilayah tertentu, cara promosi, hingga pihak siapa saja yang bisa menggunakan merek tersebut jika memang perjanjiannya tidak memberikan eksklusifitas hak kepada penerima lisensi.
Saat penerima lisensi telah secara sah mendapatkan hak penggunaan merek dari pemberi lisensi, maka mereka harus mematuhi segala aturan yang ada di dalam perjanjian tersebut.
Jika tidak, maka pihak pemberi lisensi berhak melakukan tindakan represif terhadap pelanggaran aturan perjanjian lisensi tersebut sesuai yang tercantum dalam perjanjian.
Di dalam praktiknya, lisensi merek dagang di Indonesia punya beberapa bentuk ilustrasi yang mungkin sering kamu temukan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa di antaranya seperti:
Franchise atau kerap kita kenal sebagai waralaba adalah contoh kegiatan lisensi merek berbasis kerja sama di mana fokusnya adalah untuk menyebarkan bisnis secara ekspansif.
Praktik ini memungkinkan pemilik bisnis untuk tak perlu secara langsung mengatur bisnisnya di tempat yang berbeda dengan lokasi bisnis utamanya.
Pemilik bisnis cukup membuat perjanjian waralaba dengan seseorang untuk menjalankan bisnis tersebut — termasuk menggunakan nama merek bisnis dari si empunya bisnis untuk dipergunakan sesuai kaidahnya.
Praktik bisnis satu ini fokusnya untuk menciptakan sebuah merek dagang baru dari karakter, ilustrasi atau sejenisnya. Tentu saja, jika ingin menggunakan karakter-karakter terkenal sebagai merek bisnis baru, kamu bakal butuh perjanjian lisensi agar bisa secara sah menggunakan karakter tersebut untuk kepentingan komersial.
Salah satu wujud praktik bisnis ini juga berbasis kemitraan yang melibatkan banyak pemilik merek lalu membuat satu merek bisnis yang benar-benar baru namun tetap mencantumkan merek bisnis masing-masing.
Sebagaimana yang sudah kita bahas di poin sebelumnya bahwa di dalam praktik pembuatan lisensi buat merek, eksistensi kontrak sangat vital untuk mewujudkan lisensi merek ideal. Lebih jauh, praktik pemberian lisensi untuk merek tak akan bisa berjalan kalau tak ada ‘hitam di atas putih’ yang mendasarinya.
Tapi kira-kira hal apa saja yang musti kita perhatikan saat ingin merumuskan kontrak lisensi merek untuk bisnis?
Kamu perlu memperhatikan dan mencantumkan soal kapan perjanjian lisensi tersebut kamu buat. Mengapa begitu? Sebabnya, karena kamu bakal butuh hal ini untuk bisa menentukan masa berlaku perjanjian tersebut dengan interval waktu perlindungan merek.
Tak akan ada perjanjian tanpa adanya para pihak yang membuatnya. Karenanya, kamu perlu mencantumkan secara detail soal identitas para kubu yang terlibat dalam perjanjian lisensi merek ini.
Bisa dibilang bahwa bagian ini merupakan ‘nyawa’ dari perjanjian lisensi itu sendiri karena aturan soal seberapa jauh sebuah merek bakal para pihak gunakan untuk kepentingan mereka seluruhnya bakal tercantum di sini.
Kamu bisa menyesuaikan soal aturan lisensi tersebut sesuai dengan kebutuhan dan potensi kendala yang bisa saja terjadi di masa mendatang.
Nah, kamu juga musti menentukan berapa lama merek tersebut bakal dilisensikan. Satu hal yang perlu kamu garis bawahi ialah kamu tak bisa melisensikan merek yang sudah habis perlindungannya. Sehingga di sini, kamu juga musti menyesuaikan interval periode perjanjian dengan periode perlindungan merekmu tersebut.
Ini juga penting untuk kamu perhatikan sebagai tindakan preventif dari masalah-masalah yang bisa saja terjadi. Cantumkan klausul soal penyelesaian masalah terhadap pelanggaran-pelanggaran hak dan kewajiban yang sudah kamu cantumkan sebelumnya — apakah akan diselesaikan dengan kekeluargaan atau lewat persidangan hukum.
Setelah mengetahui poin-poin di atas, mungkin kamu akan mulai bertanya: Apakah praktik lisensi merek cukup hanya dengan membuat perjanjian lisensi saja?
Sejujurnya, sebuah kontrak lisensi akan lebih ideal jika kamu juga mencatatnya ke lembaga DJKI. Alasannya, tak lain agar DJKI juga bisa mengawasi serta membantu memaksimalkan perlindungan merek kamu dalam perjanjian lisensi yang kamu adakan tersebut.
Perjanjian lisensi yang tidak kamu ajukan pencatatan juga cuma berlaku kepada para pihak yang terlibat saja. Dengan kata lain, kalau ada orang lain yang terlibat, bakal sulit untuk meminta tanggung jawab dari pihak tersebut karena posisi pihak tersebut yang tidak terlibat dalam perjanjian lisensi kalau misal ada kendala.
Karenanya, agar kamu bisa lebih mendapatkan perlindungan hukum terhadap perjanjian lisensi untuk merek yang kamu buat, kamu perlu tahu pula bagaimana cara melisensikan merek yang mana terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:
Sama seperti daftar merek, kamu juga perlu pesan kode billing untuk mendaftarkan perjanjianmu. Pesan kode billing ini bisa kamu lakukan baik secara manual atau pun secara daring.
Langkah selanjutnya, kamu perlu masuk ke akun daftar merek yang sudah kamu buat sebelumnya. Setelah masuk akun, kamu baru bisa melanjutkan untuk mulai mengajukan pengajuan pencatatan perjanjian lisensi merek tersebut.
Jika sudah memulai pengajuan, kamu akan diminta untuk mengisi segala isian yang bakal kamu butuhkan untuk mencatatkan perjanjian kamu ke dalam sistem.
Siapkan arsip-arsip syarat sebagai bukti pendukungmu untuk kamu unggah ke sistem seperti lampiran perjanjian lisensi, data diri para kubu dalam kontrak, sertifkat terdaftar merek yang kamu lisensikan, surat keterangan permohonan pencatatan lisensi.
Pastikan semuanya sudah lengkap sebelum kamu kirimkan ke sistem. Pasalnya, kalau permohonannya sudah kamu kirimkan maka kamu sudah tak bisa merubahnya lagi.
Melakukan lisensi untuk merek bakal memberikan banyak manfaat untuk kamu dan bisnismu. Beberapa manfaat tersebut antara lain:
Makin banyak pihak yang berminat untuk mengadakan perjanjian lisensi untuk merek bisnismu maka makin besar pula potensi merek bisnismu bisa banyak orang kenal secara luas.
Kita sedang ada di era kolaborasi yang mana bakal menuntut kamu untuk berkolaborasi dengan bisnis lain untuk menciptakan sesuatu yang baru.
Lisensi merek harusnya bisa jadi kans besarmu dalam menggaet banyak partner untuk menciptakan merek atau hal-hal baru yang belum pernah kamu buat sebelumnya.
Tak jarang, dari eksisnya kontrak lisensi ini bisa membuat banyak brand akhirnya menciptakan sebuah inovasi produk baru yang tak pernah terpikirkan sebelumnya.
Setelah sampai di titik ini, kini kamu telah mengetahui kiat-kiat dan hal apa saja yang kamu butuhkan guna membuat sebuah perjanjian lisensi untuk merek.
Sekarang waktunya kamu mengimplementasikannya dan mulai buat perjanjian lisensi merek yang ideal agar bisa memaksimalkan potensi merek dan kolaborasimu.
Percayakan pembuatan perjanjian lisensi merek kamu hanya kepada ahlinya agar tak salah langkah dan dapatkan layanan terbaik pembuatan perjanjian lisensi merekmu bersama Jasa Merek!
Lisensi untuk merek yaitu sebuah cara mengalihkan utilisasi merek dari si penyandang resmi merek sebagai pemberi lisensi kepada pihak lain sebagai yang menerima lisensi dari merek tersebut.
Karena di dalam perjanjian inilah nantinya bakal tercantum seluk beluk detail soal apa saja hak dan kewajiban dari penerima lisensi dan pemberi lisensi dari merek yang akan dilisensikan tersebut.
Membuat lisensi untuk merek kita bisa mendatangkan banyak untung seperti sebagai sarana ekspansi bisnis, sarana kolaborasi, dan inovasi serta merek baru.